Perang Sampit

Sejarah Perang Sampit - Konfilk sampit merupakan peristiwa berdarah yang sangat terkenal pada tahun 2001 silam yang menyebabkan banyak kerusakan dan korban jiwa di dalamnya.

Kejadian tersebut terjadi di ibu kota kabupaten kotawaringin timur, Provinsi Kalimantan Tengah, akibat dari perang sampit, sebanyak 600 orang menjadi korban jiwa.

Konflik juga sempat meluas di ibu kota kalimantan tengah, yaitu palangkaraya yang membuat ribuan orang melarikan diri dari kota itu.

Konflik ini di awali dari pembakaran salah satu rumah yang di tinggali orang dayak, Lokasi kebakaran tepat di jalan padat karya dan pelakunya adalah kelompok pendatang yaitu orang madura.

Dari situlah orang dayak merasa geram dan melakukan balasan kepada orang madura tersebut, satu orang dayak dan orang madura di nyatakan tewas ketika serangan dan kejadian serupa juga pecah ke jalan tidar jaraknya kurang lebih 600 meter dari jalan karya.

Serangan tersebut juga menyasar ke hewan-hewan ternak dan menyebabkan puluhan hewan ternak mati.


Penyebab Perang Sampit

Perang sampit terjadi karena perbedaan nilai dan budaya antara suku dayak dan madura yang berstatus sebagai pendatang.

Hal tersebut tidak bisa di lepaskan dari pendapat bahwa orang Madura di nilai sukses dari orang dayak, Lebih tepatnya konflik tersebut di latar belakangi oleh gesekan budaya sebagaimana diungkapkan salah satu toko masyarakat dayak berinisial DC.

Ia mengatakan, bahwa orang madura di anggap tidak mau memahami budaya orang dayak sehingga tidak sesuai dengan pribashasa "dimana langit di junjung di situ bumi berpijak".


Populasi orang madura di sampit

Disebutkan bahwa kotawaringin Timur yang menjadi titik awal perang sampit ialah wilayah terbanyak keturunan madura di kalimantan tengah.

Menurut data sebanyak 75.000 orang Madura di kotawaringin Timur, saat itu kelompok pendatang memiliki 4 wakit DPRD kabupaten, yaitu dari PAN, PPP dan dari PKB.

Orang madura merasa berkuasa dengan populasi mereka yang banyak dan pernah melakukan pawai keliling disana.


Sejarah Konfilk Sampit

Sempat terjadi bentrokan antara orang dayak dan Madura di Desa kereng pangi dan membuat keduanya manjadi semakin memanas.

Peristiwa tersebut terjadi di Desember 2002 dan di lanjutkandengan perkelahian di desa pertambangan emas Ampalit, satu orang dayak yang bernama sandong tewas di tempat karena di bacok dengat senjata tajam dan membuat keluarganya begitu marah.

Buntut dari pembunuhan Sandong, 300 orang dayak pergi mencari pelaku di dengan mendatangani TKP, sayangnya usaha mereka sia sia dan akhirnya terjadilah aksi perusakan.

2 mobil, 9 rumah, 2 tempat hiburan karaoke, dan 5 motor orang madura di rusak oleh orang dayak. 1.335 orang madura akhirnya menggungsi karena peristiwa tersebut.

Orang Dayak menguasai Sampit pada 18 Februari 2001.


Sejarah Konfilk Sampit

Konfilk sampit akhirnya meluas di palangkaraya sejak 18 februari 2001.

Hal tersebut di buktikan dengan pengungsi orang dari berbagai etnis ke palangkaraya.

Akibatnya, Palangkaraya mulai merasakan isu yang memengaruhi pendapat masyarakat umum, ketertiban dan situasi keamanan.

Para pedagang pun tidak berani berjualan di toko, dan sekolah sekolah pun di hentikan.


Sejarah Konfilk Sampit

Setelah terjadinya berbagai peristiwa dan banyak korban jiwa di konflik tersebut, kemudian dicari jalan keluar untuk penyelesaian konflik tersebut.

Konflik sampit pun mulai mereda setelah pemerintah meningkatkan keamanan, mengevakuasi warga, dan menangkap sejumlah orang yang menjadi provokator.

Akhir dari konfilk sampit tersebut adalah di buatnya kesepakatan berupa perjanjiandamai antara warga Dayak dan Madura.

Dan di bangun juga sebuah tugu perdamaian di Sampit untuk menandai perjanjian damai keduan pihak.